Moody's: AS Yang Melabeli China Sebagai Manipulator Mata Uang Kemungkinan Akan Tingkatkan Ketegangan Perdagangan
Amerika Serikat yang melabeli China sebagai manipulator mata uang kemungkinan akan meningkatkan ketegangan perdagangan, menurut lembaga pemeringkat Moody's.
"Meningkatnya ketegangan mengarah ke risiko AS akan lebih lanjut menaikkan tarif impor China dan Beijing akan membuat respons balasan," kata Moody's, via Reuters. "Penunjukan manipulator mata uang oleh AS kemungkinan tidak memiliki dampak material pada kebijakan valuta asing China."
Komentar-komentar ini tampaknya memungkinkan pasar untuk tetap dalam mode pengindaran risiko. Pada saat penulisan, yield obligasi Treasury AS 10-tahun turun 2,95% pada basis harian. Di bawah ini adalah beberapa kutipan utama tambahan dari publikasi Moody.
"Memburuknya ketegangan perdagangan dan mata uang antara AS dan China akan mengekang pertumbuhan global."
"Kenaikan tarif AS atas impor China meningkatkan prospek ekspansi ekonomi yang lebih lambat pada 2020 daripada 6,0% untuk China, 1,7% untuk AS."
"Ekspektasi pasar soal penurunan lebih lanjut dalam renminbi dapat menyebabkan devaluasi dalam mata uang lainnya, terutama yang memiliki ikatan perdagangan yang kuat dengan China."
"Dari negara-negara berkembang di Asia, kualitas kredit Indonesia dapat berada di bawah tekanan jika terjadi depresiasi mata uang lokal yang berkepanjangan."